Minggu, 02 Oktober 2011

BEKISTING

BAB 2
BEKISTING

2.1 Kayu
Kayu adalah material yang telah lama digunakan sebagai bahan bekisting untuk pekerjaan struktur beton bertulang. Sebagian besar kayu yang digunakan selama ini telah berperan merusak hutan. Hutan semakin lama semakin berkurang dengan cepat. Kayu pun semakin langka.


2.1.1 Penggunaan Kayu
Kayu sangat banyak diperlukan pada pekerjaan proyek konstruksi terutama dalam pembuatan bekisting
Kayu Untuk Bekisting
Pada pekerjaan proyek konstruksi terutama pekerjaan struktur beton bertulang, kayu diperlukan sebagai bahan utama pembuatan bekisting untuk membentuk dimensi beton. Bekisting ini akan membentuk dimensi elemen struktur kolom, balok, plat, dinding, listplank, dan lain-lain sesuai dengan dimensi rencana. Sejauh ini di Indonesia, material yang digunakan sebagai bekisting terutama adalah kayu. Kayu pada bekisting digunakan sebagai konstruksi penahan beban sementara dan sebagai pembentuk dimensi atau permukaan elemen struktur beton bertulang.
Kayu bekisting semakin lama semakin sulit untuk didapat. Penyebab utamanya adalah bahwa sumber bahan baku kayu bekisting yakni hutan semakin terbatas dan berkurang disamping kebutuhan akan kayu itu sendiri semakin hari semakin meningkat. Maraknya penebangan liar dan perubahan fungsi lahan menyebabkan luas hutan berkurang dengan cepat. Dampak lebih serius akibat berkurang dengan cepatnya hutan adalah pada pemanasan global (Global Warming).
Isu pemanasan global telah menjadi isu utama yang menyebabkan penggunaan sumber daya hutan untuk industri semakin tertekan. Akibatnya penggunaan kayu hasil hutan menjadi sangat dibatasi. Isu ini semakin lama akan semakin luas yang berarti pula pemanfaatan hasil hutan termasuk kayu untuk bekisting akan semakin sulit.
2.1.2 Menghemat Kayu
Sebagai salah satu langkah untuk mengurangi penggunaan kayu adalah dengan menghemat kayu itu sendiri. Adapun langkah penghematan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
Perencanaan Bekisting
Untuk membuat bekisting harusnya dibuat suatu perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik ini akan menghasilkan suatu kebutuhan akan kayu yang paling efisien. Pada bagian kayu yang menopang beban yang tidak besar, dapat digunakan jenis kayu yang sesuai. Kayu juga jangan sampai memikul beban melebihi kapasitasnya karena akan membuat kayu lebih cepat rusak. Kayu sebagai penopang beban akan direncanakan cukup memadai . Potongan-potongan kayu atau panel kayu akan direncanakan seseragam mungkin agar mengurangi pemotongan yang tidak efisien.

Metode Bekisting
Termasuk dalam metode bekisting ini adalah teknik untuk fabrikasi, memasang, membongkar, dan memasang kembali. Fabrikasi harusnya juga direncanakan dengan baik. Potongan kayu atau panel kayu harus dipotong sedemikian sisa material yang tidak terpakai atau waste sesedikit mungkin. Pemasangan kayu juga harus direncanakan gampang dibongkar agar kayu tidak cepat rusak. Pembongkaran bekisting harus dilakukan hati-hati agar kayu tidak cepat rusak sehingga umur pemakaian kayu dapat lebih panjang.

Reuse
Maksudnya adalah potongan kayu harus semaksimal mungkin dapat digunakan kembali. Potongan kayu yang rusak harus dicek apakah dapat dipergunakan kembali untuk ukuran yang lebih kecil dengan memotong bagian kecil dari potongan kayu tersebut. Begitu juga dengan panel kayu plywood.



Menggunakan Kayu Mutu Tinggi
Saat ini banyak tersedia kayu dengan mutu lebih tinggi dan lebih tahan lama. Kayu tersebut tentu tidak gampang rusak. Sehingga dapat digunakan berulang kali dengan umur pemakaian yang lebih lama. Hampir semua produsen sistem bekisting seperti PCH, PERI, MESA, Ulma, dll memproduksi kayu ini. Walaupun biaya lebih mahal, namun dengan efisiensi pemakaian yang tinggi, tentu berpeluang untuk menjadi lebih murah secara keseluruhan.

Menggunakan Sistem Precast
Sistem precast adalah sistem pengecoran beton yang dilakukan di tempat yang lain, dimana beton tersebut kemudian baru dipasang ke lokasi struktur yang direncanakan. Sistem precast akan membuat penggunaan bekisting sangat irit. Hal ini disebabkan karena tidak dilakukan pembongkaran bekisting atau sedikit sekali dilakukan pembongkaran bekisting. Akibatnya bekisting menjadi sangat awet terlebih dengan perawatan yang memadai.

Menggunakan Plywood yang Dilapisi Polyfilm
Berdasarkan ada tidaknya lapisan pelindung permukaan, plywood dibagi atas dua jenis yaitu yang dilapisi oleh polyfilm dan yang tidak dilapisi polyfilm. Plywood yang dilapisi polyfilm memiliki keawetan yang lebih tinggi sehingga dapat digunakan berulang kali dan lebih lama dibandingkan yang tidak dilapisi polyfilm.

Perawatan Material Kayu
Kayu yang ada baik dalam bentuk stok maupun yang telah terpakai akan memiliki umur yang lebih panjang apabila dirawat dengan baik. Kayu sebaiknya dilindungi dari cuaca karena perubahan cuaca akan membuat kayu cepat lapuk.Perlindungan kayu terhadap cuaca dapat dilakukan dengan menempatkan kayu pada daerah terlindung dari panas matahari dan hujan misalnya dalam gudang atau melindungi tumpukan kayu dengan menggunakan terpal.
Pengawetan Material Kayu
Pada bagian tertentu kayu bekisting seperti balok pikul, pada dasarnya menjadi bagian yang paling sering digunakan dan tidak mengalami kerusakan akibat proses bongkar pasang bekisting (mekanis). Balok pikul mungkin menjadi rusak hanya karena faktor cuaca ataupun faktor non-mekanis. Untuk itu dapat dilakukan pengawetan kayu bagian tertentu dari bekisting agar kayu lebih tahan lama. Pengawetan dapat dilakukan dengan merendam kayu ke dalam cairan khusus.

Melakukan Redesign
Salah satu redesign yang menghasilkan penghematan kayu yang cukup besar adalah dengan melakukan redesign terhadap sistem pelat lantai. Secara konvensional, sistem pelat lantai dan bekistingnya akan terdiri dari bekisting pelat dan tulangan bawah lantai. Sistem tersebut dapat diredesign dengan menggunakan material pengganti spandeck, smartdeck, bondeck, dan sejenisnya. Material tersebut telah secara cerdas mengganti kebutuhan bekisting pelat dan tulangan beton pelat lantai sekaligus. Redesign lain yang berpotensi sering dapat dilakukan adalah dengan mengganti elemen struktural listplank yang kemudian akan berfungsi sebagai penutup plafon, dengan sistem plafond. Hal ini berarti tidak diperlukan lagi listplank sebagai struktur. Sistem struktur listplank akan diredesign menjadi elemen non-struktural.

Menggunakan Material Lain
Saat ini sudah mulai banyak dijumpai sistem bekisting tertentu yang sudah tidak menggunakan material kayu. Di Indonesia umumnya digunakan baja dalam bentuk pelat atau bentuk lain. Sistem bekisting kolom MESA atau disebut Adjustable steel faced column form merupakan bekisting yang menggunakan material baja. Sama sekali tidak menggunakan kayu dan sangat tahan lama hingga 400 kali pakai. Dengan jumlah kali pakai sangat sangat tinggi, tentu secara ekonomis akan lebih hemat.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, faktor terbesar yang mungkin sangat berpengaruh dalam menghemat kayu adalah Perencanaan, Proses Pembongkaran bekisting yang hati-hati, review design, dan penggunaan material jenis lain.
2.2 Rumus Dalam Pekerjaan Bekisting
Perumusan ini digunakan untuk dinding yang untuk ini beton dengan bongkah yang tidak lebih besar dari 4 inci dituang pada kecepatan yang tidak melebihi 7 ft/hour. Kedelaman geteran dibatasi hingga 4 ft dibawah permukaan betonnya.

2.2.1 Pada dinding dengan R tidak melebihi 7 ft/jam
P = 150 + (9000 R)/T ( maksimum 2000 psf atau 150 h, pilih yang lebih rendah)
2.2.2 Pada dinding dengan R lebih dari pada 7 ft/jam tetapi tidak lebih daripada 10 ft/jam
P = 150 + (43.000)/T+ (2800 R)/T (maksimum 2000 psf atau 150h, pilih yang lebih rendah)
Bekisting kolom sering diisi sangat cepat. Bekisting ini dapat diisi sepenuhnya dalam waktu yang kurang dari waktu yang dibutuhkan oleh beton bawah untuk mengeras. Selanjutnya getaran sering dilakukan oleh seluruh kedalam bekistinnya. Akibatnya, bersangkutan. ACI Commite 347 memberikan persamaan berikut untuk menaksir tekanan maksimum untuk desain bekisting kolom.
2.2.3 Kolom dengan dimensi mendatar meksimum 6 ft atau kurang
P = 150 + (9000 R)/T ( maksimum 3000 psf atau 150 h, pilih yang lebih kecil)
Disamping tekanan lateral pada bekisting yang disebabkan oleh beton yang baru saja dituang ini, kita perlu juga mendesain pengaku dan penopang agar dapat menahan semua gaya lateral yang mungkin timbul, seperti angin, pencurahan beton, gerakan perlengkapan, tubrukan perlengkapan, tarikan kabel kukuh, pengisan beton yang tidak merata, dan lain sebagainya.
2.3 Analisis Bekisting Untuk Slab Lantai dan Atap
Batang kayu memiliki sifat yang bermanfaat yang harus anda kenal betul, dan sifat ini ialah kemampuan kayu untuk mendukung beban yang berlebihan untuk periode waktu singkat. Sebagai akibat karakteristik ini, sudah menjadi praktek yang lazim untuk menambah beban sebesar 25 % diatas beban izin normalnya jika beban – beban yang dikerahkan tersebut berlangsung dalam waktu singkat.
Bekisting biasanya dianggap sebagai jenis struktur sementara karena bekisting itu akan tetap terpasang hanya untuk waktu singkat. Selanjutnya, beban – beban yan didukung oleh bekisting mencapai puncaknya selama kegiatan penuangan dan kemudian secara cepat turun begitu betonnya mengeras sekitar penulangan dan mulai mendukung beban tadi. Akibatnya perencanaan bekisting ingin menggunakan tegangan izin yang diperbesar bilamana memungkinkan. Kemampuan kayu untuk menahan beban berlebihan didasarkan pada waktu menyeluruh pengerahan beban tersebut. Dengan kata lain, jika bekistingnya akan digunakan berkali – kali, besarnya beban lebih yang dapat ditahannya tidak akan sebesar yang dapat ditahan oleh bekisting lyang hanya sekali digunakan.
Berikut ini akan dibahas Lentur, Geser, dan Lendutan pada Bekisting.
Lentur
Biasanya papan pasang, balok lantai, dan balok dawai bersambung atau menerus hingga kebeberapa bentangan. Untuk hal-hal seperti itu agaknya beralasan untk menganggap bahwa momen maksimum yang akan timbul dalam bentangan yang dibebani seragam untuk tiga bentangan atau lebih. Nilai ini hampir sama dengan
M = (wl^2)/10
Geser
Tegangan geser mendatar dan tegak pada seberang titik dalam suatu balok adalah sama. Untuk material – material yang kekuatannya sama dalm setiap arah, tidak ada pembedaan yang dilakukan antara nilai geser yang bekerja pada arah yang berbeda, akan tetapi material seperti kayu memiliki kekuatan geser yang sama sekali berbeda dalam arah yang berbeda. Kayu cenderung terbelah atau geser diantara seratnya. Karena geseran mendatar agak kritis untuk batang kayu, menggunakan istilah “geser horizontal ’’ merupakan hal yang lazim ketika kita berbicara tentang bekisting kayu.
Tegangan geser horizontal dalam batang kayu persegi panjang dapat dihitung dengan rumus yang biasa berikut :
fv = VQ/lb = (( V )[b x (h/2)x (h/4)])/(1/2 bh^(3 ) (b)) = 3V/2bh= 3V/2A
Dalam perumusan ini , V sama dengan wl/2 untuk bentangan sederhana yang dibebani merata. Dan diperbolehkan menghitung tegangan geser pada jarak h dari muka tumpuannya. Jika h diberikan dalam inci dan jika w merupakan beban merata per foot, gaya geser luar pada jarak h dari tumpuan dapat dihitung sebagai berikut :
V = 0,5 wl - h/12 w
V = 0,5 w(L - 2h/12 w)
Papan pasang, balok lantai, balok dawai, balok –ganjal datar, dan sebagainya untuk bekisting biasanya menerus. Untuk balik yang dibebani merata yang menerus hingga ketiga bentangan atau lebih, V sama dengan 0,6wL. Pada jarak h dari
V = 0,6w(L - 2h/12 w)
Tegangan geser izin untuk kayu bangunan peringkat konstruksi adalah sangat rendah, dan perencana sebenarnya tidak terlalu salah jika dia naikkan tegangan geser izin yang diketahui 25% lebuh jika bekisting yang bersangkutan hanya akan digunakan sekali. Kanaikkan seperti ini telah dicakupkan dalam tegangan izin.
Lendutan
Bekisting harus didesain agar dapat membatasi lendutan hingga ke nilai maksimum tertentu. Jika lendutan ini tidak terkendali, hasil akhirnya akan berupa beton yang tidak enak dipandang, seperti penggembungan dan mungki juga retak – retak yang menodai penampakannya. Besarnya lendutan yang iijinkan tergantung pada pengerjaan akhir yang diinginkan untik beton yang bersangkutan dan juga tempatnya. Misanya, ditempat kita menggunakan pengerjaan akhir kasar, lendutan yang sedikit mungkin saja idak begitu jelas, tetapi apabila kita menginginkan permukaan yang halus, lendutan yang sedikit pun akan mudah terlihat dan sangat tidak mengenakkan.
Untuk balok bentangan sama yang dibebani seragam dan data menerus hingga tiga bentangan atau lebih, lendutan garis sumbu maksimum dapat kira – kira ditentukan dengan rumusan berikut :

δ = (wl^4)/(128 EI)
sewaktu menggunakan rumus lendutan, kita harus perhatikan bahwa lendutan yang terjadi dalam bekisting ini kan menjadi permananen dalam struktur yang akan diselesaikan, dan dengan demikian modulus elastisitas E haruslah dinaikkan walaupun bekisting dimaksud Cuma akan dignakan sekali, sebenarnya kita perlu mengurangi E dan bukan menaikkannnya untuk beberapa bagian bekisting. Apabila kayunya menjadi basah, kayu ini akan menjadi lentur, dengan akibat bahwa lendutan yang lebih besar akan terjadi. And dapat lihat penggunaan bekisting basah, berlebih – lebih untuk papan pasang, merupakan keadaan normal. Akibatnya, akan dianggap bijak untuk menggunakan E yang lebih rendah daripada yang biasanya yang diizinkan dan factor pengurangan ini lazimnya adalah sebesar 10/11

Tabel sifat-sifat papan, dimensi, dan ukuran kayu yang lazim digunakan untuk konstruksi bekisting ( sumber : American Concrete Institute )
Ukuran nominal dalam inci b x h Ukuran American standart dalam inci b x h* S4S kelembapan maksimum 19% Luas penampang
A = bh (in.2)
Momen (in.4)
I = (bh^3)/12 inersia Kaki papan per foot linear
Kasar S4S Kasar S4S Kasar S4S
4 x 1 31/2 x 3/4 3,17 2,62 0,20 0,12 0,46 0,33 1/3
6 x 1 51/2 x 3/4 4,92 4,12 0,31 0,19 0,72 0,52 1/2
8 x 1 71/4 x 3/4 6,45 5,44 0,41 0,25 0,94 0,68 2/3
10 x 1 91/4 x 3/4 8,20 6,94 0,52 0,32 1,20 0,87 5/6
12 x 1 111/4 x 3/4 9,95 8,44 0,63 0,39 1,45 1,05 1
4 x 1 1/4 31/2 x 1 4,08 3,50 0,43 0,29 0,76 0,58 5/12
6 x 1 1/4 51/2 x 1 6,33 5,50 0,68 0,46 1,19 0,92 5/8
8 x 1 1/4 71/4 x 1 8,30 7,25 0,87 0,60 1,56 1,21 5/6
10 x 1 1/4 91/4 x 1 10,55 9,25 1,11 0,77 1,98 1,54 1 1/24
12 x 1 1/4 111/4 x 1 12,80 11,25 1,35 0,94 2,40 1,87 1 1/4
4 x 1 1/2 31/2 x 1 1/4 4,98 4,37 0,78 0,57 1,14 0,91 1/2
6 x 1 1/2 51/2 x1 1/4 7,73 6,87 1,22 0,89 1,77 1,43 3/4
8 x 1 1/2 71/4 x 1 1/4 10,14 9,06 1,60 1,18 2,32 1,89 1
10 x 1 1/2 91/4 x 1 1/4 12,89 11,56 2,03 1,50 2,95 2,41 1 1/4
12 x 1 1/2 111/4 x 1 1/4 15,64 14,06 2,46 1,83 3,58 2,93 1 1/2
4 x 2 31/2 x 1 1/2 5,89 5,25 1,30 0,98 1,60 1,31 2/3
6 x 2 51/2 x1 1/2 9,14 8,25 2,01 1,55 2,48 2,06 1
8 x 2 71/4 x 1 1/2 11,98 10,87 2,64 2,04 3,25 2,72 1 1/3
10 x 2 91/4 x 1 1/2 15,23 13,87 3,35 2,60 4,13 3,47 1 2/3
12 x 2 111/4 x 1 1/2 18,48 16,87 4,07 3,16 5,01 4,21 2

Berbagai jenis kayu digunakan untuk pembikinan kayu lapis(tusam, spar, larch, redwood, sedar, dll ) memiliki kekuatan dan kekakuan yang berbeda. Untuk menyederhnakan perhitungan desain, indiustri kayu lapis telah memperhitungkan berbagai spesies dan pengaruh pengeleman lembaran kayu menjadi satu dengan serat yang berselang seling dalam mengembangkan sifat – sifat yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

http://books.google.co.id/books

balitbang.pu.go.id/sni/pdf/modul/006